ketika mata ini mulai memejam secercah cahaya kelabu meliputi ruang mata
semakin lama semakin gelap. ya, saat seperti inilah yang aku nantikan.
karena ketika gelap datang dengan sempurna aku akan melihat bayanganmu begitu nyata.
itulah kamu, datang dengan begitu nyata dengan menyandang tas selempang kecil, kemeja lengan panjang yang digulung begitu saja, acak-acakan memang tapi menambah kewibawaan. potongan rambut yang sempurna cukup untuk mendongakkan kepala siapa saja yang berpapasan.
dan satu yang selalu aku nantikan, tatapan mata yang setajam pisau menghunus tepat di relung sanubari.
seperti itulah aku menggambarkanmu, yang selalu datang saat mata ini terpejam.
tanpa senyum? ya memang tanpa sedikitpun senyum. senyuman itu begitu mahal tak sanggup aku membayar walau hanya sekedar dalam bayangan.